Doktrin Ahlussunnah Wal jamaah:
Prolog
![]() |
doktrin aswaja |
Kedua, Ahlussunnah waljamaah dipahami sebagai paham keagamaan
yang muncul sebagai kristalisasi ajaran setelah Imam Al Asyari dan Al Maturidi
memformulasikan aqidah Islam sesuai dengan Al Quran dan Assunnah. Karena
faktor itulah gagasan Ahlussunnah
waljamaah dikenal sebagai penganut faham
Asy’ariyah dan Maturidiyah.[1] Dengan demikian, dapat
dipahami bahwa Ahlussunnah waljamaah merupakan istilah yang terbangun
melalui nalar urf (tradisi) sebagai
representasi dari kelompok mayoritas ketika terjadi kondisi perpecahan paham merajalela dan dirasa perlu merapatkan
barisan dan menyepakati sebuah identititas, sebagai upaya membedakan antara
yang haq dan bathil, antara
mereka yang teguh mengikuti sunnah dan yang menyimpang dengan berbagai
macam bid’ah.
Secara garis besar, doktrin Ahlussunnah waljamaah meliputi doktrin keimanan,
keislaman, dan keihsanan. trilogi keagamaan ini membentuk dimensi keagamaan
yang terbangun secara integral, meliputi syariah sebagai realitas hukum, thoriqoh sebagai jalan menuju hakikat sebagai puncak
kebenaran esensial, meliputi aspek eksoterisme (lahir) dan aspek esoterisme
(batin).[2]
silakan baca juga politik Gus Dur, Biografi Gus Dur, Pemikiran Gus Dur
silakan baca juga politik Gus Dur, Biografi Gus Dur, Pemikiran Gus Dur
0 comments:
Post a Comment