Keterlibatan Gus Dur dengan NU
gus dur dan NU |
Pada tahun 1980, karier Gus Dur semakin melesat setelah ia dipercaya
menjadi wakil katib syuriyah PBNU setelah sebelumnya menolak bergabung dengan
struktural NU karena lebih memilih menjadi intelektual publik. Budaya
kritis-progressifnya membuat Gus Dur terlibat dalam diskusi dan perdebatan
yang serius mengenai masalah agama, sosial dan politik dengan berbagai kalangan
lintas agama, suku dan disiplin.
Gus Dur pun semakin serius menulis dan
bergelut dengan dunianya, baik di lapangan kebudayaan, politik, maupun
pemikiran keislaman. Contoh hal
yang kontroversial selaku seorang tokoh ulama sekaligus pengurus PBNU adalah ketika menjadi ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada
tahunn 1983. Ia juga menjadi ketua juri dalam Festival Film Indonesia (FFI)
tahun 1986, 1987.
Bagi Gus Dur, pengalaman pertama
bersinggungan dengan politik praktis ialah pada saat ia berkampanye
untuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada tahuin 1982. Prilaku
tersebut ditanggapi rezim orde baru yang otoritarian dan militeristik adala
dengan sebuah penangkapan atas dirinya, namun dikeluarkan kembali karena ia
mempunyai kedekatan dengan jendreal Beni Moerdani.
1. Reformasi
NU
Berkaitan dengan ideologi negara yang saat itu menjadi perdebatan sengit
yang berkepanjangan sejak kemerdekaan Indonesia, Soeharto mengeluarkan
keputusan untuk menjadikan pancasila sebagai asa tunggal Indonesia. Alasan
normatifnya adalah menghilangkan perdebatan yang mengganggu stabilitas politik
negara. Akan tetapi, secara politis, gagasan tersebut muncul untuk
menghegemonisasi berbagai aliran yang berkembang sehingga mampu ia pantau dan
kendalikan melalui asa tunggal tersebut. Peristiwa ini terjadi pada 1983,
setelah ia dipilih kembali oleh MPR. Kebijakan ini membuat Gus Dur
menjadi bagian dari kelompok yang ditugaskan untuk menyiapkan respon terhadap
kebijakan tersebut Juni hingga Oktober 1983. Melalui epistimologi ahlussunnah wal jamaah
yang menjadi pegangan bahsul masail tersebut, akhirnya kelompok tersebut
menyatakan NU harus menerima pancasila sebagai ideologi negara. Dengan
pernyataan tersebut, Nu menjadi organisasi masyarakat pertama yang menyatakan
penerimaannya terhadap pancasila, sekaligus menjadi bukti sikap tawasuth yang
dimiliki NU, termasuk Gus Dur. Adapun pada tahun itu juga, Gus Dur menyatakan
keluar dari PPP dan berfokus kepada Nu, begitu pula Nu, keluar dari partai
politik dan berfokus pada sosial kemasyarakatan yang lebih luas.
2.
Manuver Ketua PBNU
Reformasi-reformasi yang
dilakukan Gus Dur terhadap Nu semakin membuat prestasi dan popularitasnya naik
di kalangan elit Nu. Hal ini terbukti pada Munas 1984, banyak kalangan elit NU
yang menominasikan Gus Dur menjadi ketua
PBNU. Melalui aklamasi oleh sebuah
tim ahl hall wa al-’aqdi yang diketuai K.H. As’ad Syamsul Arifin, Gus Dur terpilih
untuk menduduki jabatan ketua umum PBNU pada muktamar ke-27 di Situbondo. Terpilihnya Gus Dur
dilihat positif oleh Suharto. Hal ini dibuktikan dengan penunjukkan Gus dur oleh soeharto sebagai indoktrinator Pancasila pada tahun 1985. Pada tahun 1987, manuver Gus Dur ditunjukkan dengan dukungan lebih lanjut terhadap rezim. Manuver tersebut sangat
kontroversial karena mengkritik PPP dalam pemilihan umum
legislatif 1987 dan memperkuat Partai Golkar Suharto. Lebih
lanjut lagi, sikapnya yang dinilai kontroversial adalah dirinya menjadi anggota MPR mewakili Golkar.
Meskipun demikian disukai rezim penguasa Orde Baru,
ia pun mampu mengkritik pemerintah karena pembangunan waduk omb didanai bank
dunia. Selama msa jabatannya sebagai ketua PBNU ini, Gus Dur konsen dalam
mereformasi sistem pendidikan pesantren dan meningkatkan kualitas sistem pendidikan pesantren sehingga dapat
menandingi sekolah sekular.Pada tahun 1987, Gus Dur juga mendirikan kelompok
belajar di Probolinggo, Jawa Timur untuk menyediakan forum individu sependirian
dalam NU untuk mendiskusikan dan menyediakan interpretasi teks Muslim yang
sering ditafsirkan secara tekstual. Dalam hal ini, fenomena kontroversial yang
ia lontarkan salah satunya adalah Gus Dur pernah mengharapkan
mengubah salam Muslim "assalamualaikum" menjadi salam sekular
"selamat pagi".
silakan klik juga karier awal Gus Dur
0 comments:
Post a Comment