Aksi Politik Gus Dur
Gus Dur Aktivis Politik |
Pertama, kelahiran islam merupakan sebuah keniscayaan yang tidak dapat dilepaskan dari politik. Begitu Pula proses kristalisasi Ahlusunnah waljamaah yang dicetuskan oleh Asy’ari-Maturidi, bermula dari pergumulan politik.
Kedua,
kenyataan politik nasional yang masih otoriter, nepotis, dan menutup keran
demokrasi menjadi bagian dari permasalahan kemanusiaan secara umum. Jika saja
relasi kekuasaan Era Orde Baru mendasarkan praktik kekuasaannya sebagai tujuan,
maka dengan sendirinya keadilan sosial, egalitarian, dan dan kesamaan hak di depan hukum menjadi
korban politik sehingga dampak umum yang terjadi adalah kontradiksi antara
politik sebagai wadah penegakkan kesejahteraan dengan realita yang menjauhi
kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, cara strategis untuk menegakkan prinsip
kemanusiaan tersebut ialah dengan melakukan aksi politik, dengan penekanan
demokratisasi di Indonesia.[1]
Adapun gagasan dan gerakan politik Gus Dur yang bercorak zig-zag, kontroversial, dan
menyebabkan banyak polemik merupakan gaya Gus Dur yang ia pilih atas kesadaran
dan kesengajaan. Pada saat ditanya mengenai gagasan
yang dianggap kontroversial dan sering menjadi polemik,Gus Dur menanggapinya secara tenang.
Saya cuma ingin melemparkan
gagasan-gagasan yang perlu dipikirkan bangsa Indonesia. Kalau nggak ada yang
melemparkan gagasan nanti tidak dipikirkan. Jadi bukan cari masalah, melainkan
meminta kepada masyarakat, mari kita berpikir tentang soal ini, soal itu,
bagaimana solusinya... Cuma mengajak berfikir, kok. Minta perhatian masyarakat
tentang suatu
hal itu bukan berarti cari polemik. Syukur jika tidak ada polemik. Berarti
orang dapat menerima, ‘kan bagus... [2]
silakan baca juga konstruksi pemikiran politik gus dur
[1]Keterangan
mengenai Islam dan Politik yang digerakkan Gus Dur dapat diliat pada wawancara
wartawan Prisma dengan Gus Dur pada Mei 1995, Politik sebagai Moral, bukan Institusi, dalam Tabayun Gus Dur; Pribumisasi Islam, Hak Minoritas, Reformasi Kultural,
hal. 239-245
[2]Abdurrahman
Wahid, Negeri Ini Kaya Akan Calon
Presiden, dalam Tabayun Gus Dur,
hal 11
0 comments:
Post a Comment